Jumat, 28 Maret 2014

Alat kebidanan


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Alat-alat bedah dan medis dapat bertindak sebagai pembawa untuk penularan agen-agen infeksi ke hospes yang rentan
Peralatan  medis berkisar dari item yang sederhana seperti stik sampai peralatan yang lebih kompleks, seperti ventilator. Mereka mewakili beberapa teknologi yang paling inovatif yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah peralatan medis didefinisikan setiap item yang digunakan untuk mendiagnosa, mengobati, atau mencegah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bukan obat, biologis, atau makanan. Amerika resmi Serikat (AS) definisi 'perangkat' istilah dapat ditemukan dalam Federal Makanan Obat & Kosmetik Act (1998) ditegakkan oleh Food and Drug Administration (FDA), sebuah lembaga dari Departemen Kesehatan dan pelayanan Manusia. 

Namun terlepas dari bagaimana peralatan baru , publik mengharapkan, dan Food and Drug Administration mensyaratkan bahwa peralatan medis aman, efektif, dan diproduksi sesuai dengan praktek manufaktur saat ini.Peralatan medis yang tunduk pada kontrol umum dari Undang-Undang Makanan, Obat, dan Kosmetik (Kode Peraturan, Federal 21 2010). Semua produsen harus mendaftarkan pendirian mereka, daftar semua jenis peralatan mereka berencana ke pasar, dan memastikan bahwa perangkat mereka diberi label sesuai dengan peraturan FDA label, sebelum clearance pemasaran diberikan.

  1. Tinjauan Literatur
Peralatan  medis didefinisikan setiap item yang digunakan untuk mendiagnosa, mengobati, atau mencegah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bukan obat, biologis, atau makanan.
Peralatan medis seringkali mengakibatkan efek-efek yang tidak diinginkan pada klien. Peristiwa yang merugikan adalah kejadian di mana peralatan medis telah, atau mungkin memiliki, menyebabkan atau berkontribusi pada kematian atau luka berat (FDA Kode Peraturan, Federal 21 2010). Masalah yang sering peralatan aktual atau potensial dan dapat terjadi karena beberapa alasan. Dua alasan sering dilaporkan kepada FDA melibatkan masalah peralatan (a) manufaktur dan (b)  interaksi manusia (faktor manusia). Faktor manusia disebut sebagai 'ergonomi dan faktor manusia rekayasa' fokus pada interaksi manusia-mesin (Bogner, 1994).
Human Factors berdampak merugikan terhadap hasil pasien.
Salah perangkat / ukuran dalam paket / kotak Prosedur atau operasi yang tertunda
Kegagalan desain peralatan baru yang akan membuat Staf intuitif menjadi bingung dan / atau harus menebak apa yang harus dilakukan.
 Kejelasan  monitor menampilkan data yang salah tafsir akan menyebabkan keputusan klinis didasarkan pada data yang salah.

C.    Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah, agar mahasisiwi mampu memahami dan mengenal alat-alatyang di gunakan dalam kebidanan. Dan mahasiswi mampu mencoba mempraktekan hal-hal yang telah di bahas di makalah ini.

D.    Rumusan Masalah
v Menjelaskan alat-alat dalam praktik kebidanan
v Menjelaskan proses pemakaian alat-alat dalam praktik kebidanan
v Menjelaskan kegunaan alat-alat kebidanan
v Mempelajari dan memahami tata cara pemrosesan alat bekas pakai  dengan benar.
v Dapat melakukan tata cara pemrosesan alat bekas pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian, dan pembilasan, DTT dan sterilisasi




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Alat-alat dalam praktik kebidanan
Bekal seorang bidan sebelum melakukan praktek pada sebuah layanan rumah bersalin adalah mengetahui nama-nama alat kebidanan beserta fungsinya. Berikut nama dari alat-alat kebidanan :
·        Termometer berfungsi untuk mengukur suhu,
·        Stetoskop berfungsi untuk mendengar detak jantung, bunyi nafas,
·        Tensimeter berfungsi untuk mengukur tekanan darah,
·        Funduscope berfungsi untuk mendengakan denyut jantung janin,
·        Gunting Episiotomi berfungsi untuk menggunting bagian perineum terutama jika perineum ibu yg melahirkan kaku,
·        Klem berfungsi untuk menjepit tali pusar,
·        Gunting Tali pusar berfungsi untuk mengunting tali pusar bayi,
·        Bengkok berfungsi sebagai tempat alat-alat yang sudah terpakai saat menolong persalinan/merawat luka,
·        Bak Instrumen berfungsi sebagai tempat alat-alat yang akan digunakan untuk menolong persalinan/merawat luka,
·        USG untuk mengetahui keadaan dalam rahim, misalnya : janin, tumor, kanker, IUD.
·        Doppler untuk mendengakan denyut jantung janin(elektrik),
·        Sunction pump berfungsi untuk menyedot lender dalam saluran pernapasan bayi,
·        Kateter berfungsi untuk membantu mengeluarkan urin,
·        Nalpuder Hecting adalah alat untuk membantu proses menjahit luka, untuk menjepit benang,
·        Benang Cat Gut adalah benang yang digunakan dalan menjahit luka,
·        Baby Scale berfungsi untuk menimbang BB (Berat badan) bayi,
·        HB Sahli (Haemometer) berfungsi untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah,
·        Slem Zuiger berfungsi untuk menyedot lender pada hidung dan mulut bayi,
·        Sarung tangan / Handscoon untuk melindungi petugas kesehatan saat bekerja,
·        Pinset anatomi berfungsi  untuk  membantu  proses menjahit luka, untuk menjepit otot,
·        Stengah Koher untuk memecahkan/melubangi selaput ketuban jika belum pecah,
·        jarum hecting :jarum untuk membantu proses menjahit luka.
B.    PENJELASAN ALAT-ALAT PRAKTIK KEBIDANAN
1.     Termometer
Termometer adalah alat kedokteran yang sering digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
Termometer adalah alat pengukur suhu. Namun dalam dunia kesehatan, termometer yang digunakan adalah termometer suhu badan atau klinis, baik yang terbuat dari merkuri (kaca) maupun digital. Hanya saja American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan penggunaan termometer merkuri (kaca) untuk mencegah paparan disengaja oleh toksin. Selain itu juga terdapat termometer telinga yang menggunakan sistem inframerah untuk mengukur suhu di dalam saluran telinga.

v Termometer air raksa
a.     bagian-bagian
Bagian-bagian termometer pipa kaca berupa pipa kapiler hampa udara, bagian bawahnya ada tandon zat cair skala yang terdapat pada bagian luar termometer zat cair yang berisi air raksa
b.     Cara penggunaan
ü  Termometer suhu pada mulut
Prinsip utama yang harus diingat adalah jangan menggunakan cara ini pada bayi dan anak yangmasih kecil, terlebih bila menggunakan termometer air raksa.
Pengukuran suhu melalui mulut lebih akurat bila dibandingkan dengan pengukuran melalui ketiak. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang akurat, biarkan termometer di dalam mulut selama 3-4 menit sebelum di baca. Selain itu, jangan lupa mengibas-kibaskan termometer sebelum digunakan.
Saat meletakkan termometer ke dalam mulut, pastikan ujung termometer ditempatkan di bawah lidah sejauh mungkin. Sekali lagi, di bawah lidah. Hal ini penting mengingat kebanyakan orang melakukan dengan salah dan sekedar memasukkan termometer ke dalam mulut, dikulum di atas lidah dan cuma selama 1-2 menit saja. Cara pengukuran yang salah tentu menghasilkan informasi yang tidak akurat.
Pengukuran suhu melalui mulut juga dapat menjadi tidak akurat bila 20 menit sebelum pengukuran, Anda minum minuman panas atau dingin. Tindakan tersebut menyebabkan suhu di bawah lidah Anda menjadi berubah dan tidak dapat mewakili suhu tubuh.

v Termometer logam
1.     Bagian-bagian
ü   Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer.
ü   Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan.

2.     Cara penggunaan
Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping logam karena kepingan ini dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah, sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok (melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam yang koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga.
Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung karena pemuaian panjang pada logam.

v Thermograf
1.      Bagian-bagian
ü  Spot meter (titik) guna mengetahui lokasi di satu ttik tertentu
ü  Area (luasan) untuk mengetahui distribusi temperatur pada suatu lingkup area
ü  Profil (kurva) membantu mengamati distribusi temperature sepanjang jalur titik
ü  Histogram untuk mengetahui prosentase distribusi temperatur di suatu area
ü  Cara penggunaan
Dalam pengukuran panas radiasi termal ini terdapat beberapa faktor yang menjadi data dalam pengukuran yaitu :
·       Jarak obyek ke kamera
·       Temperatur dan kelembaban udara lingkungan
·       Temperatur refleksi lingkungan
·       Emisivitas permukaan obyek.
Sehingga diperlukan alat ukur bantu berupa alat ukur jarak, termometer dan humidity-meter. Sementara untuk emisivitas ditentukan berdasarkan data material obyek atau melalui pengaturan emisivitas dari pengukuran di titik acuan dengan termometer dengan akuarasi lebih baik atau dengan menempelkan sebuah bahan isolasi hitam dengan emisivitas yang telah diketahui.
Sebelum merekam hasil pengukuran terlebh dahulu harus diperhatikan hal penting berikut ini :
ü  Range atau daerah batas pengukuran yang tepat sesuai kondisi panas obyek
ü  Fokus atau ketajaman gambar obyek
ü  Minimalisasi pengaruh gangguan radiasi lingkungan melalui sudut pandangan

v CARA MENGUKUR SUHU TUBUH
ü  Mengukur Suhu Oral
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan  termometer yang ditempatkan di mulut.
a.      Tujuan  
Mengetahui suhu klien untuk menentukan tindakan dan diagnosa
b.     Persiapan alat
§  Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai
§  Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya
§  Sarung tangan
§  Bengkok
§  Buku catatan dan alat tulis
c.      Prosedur
§  Menjelaskan pada klien tentang tindakan  yang  akan dilakukan
§  Mendekatkan alat kesamping klien
§  Mencuci tangan dan memakai sarung  tangan
§  Menempatkan termometer  di bawah  lidah klien dalam kantung sub lingual  lateral ketengah  rahang  bawah
§  Meminta klien menahan termometer dengan bibir terkatup dan hindari penggigitan. Bila klien tidak mampu menahan termometer dalam mulut maka  pegangi termometer
§  Biarkan  termometer di tempat tersebut :
Termometer air raksa           : 2-3 menit
Termemoter  Digital            : sampai sinyal terdengar
§  Keluarkan termometer dengan hati-hati
§  Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah reservoir, kemudian buang tissue  di bengkok
§  Baca air raksa atau digitnya
§  Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan  termometer digital ke skala awal
§  Mengembalikan termometer pada tempatnya
§  Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
§  Mendokumentasikan hasil tindakan

v MENGUKUR SUHU AKSILA
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang di tempatkan di ketiak (aksila). Suhu aksila tidak seakurat pengukuran rektal atau oral, dan ini umumnya mengukur 1 derajat lebih rendah dari suhu oral jika diukur secara bersamaan.
§  Tujuan
Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu menentukan diagnosa
§  Persiapan alat
1)     Termometer air raksa/termometer elektrik  siap pakai
2)     Larutan sabun, desinfektan, air bersih  dalam tempatnya
3)     Sarung tangan
4)     Tissue
5)     Bengkok
6)     Buku catatan dan alat tulis
§  Prosedur
1)     Menjelaskan pada klien tentang tidakan yang akan dilakukan
2)     Mendekatkan alat ke samping klien
3)     Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4)     Memasang tirai atau menutup gorden/ pintu ruangan
5)     Membantu klien untuk duduk atau posisi berbaring terlentang. Buka pakaian pada  lengan klien
6)     Menempatkan termometer di tengah ketiak, turunkan          lengan  dan silangkan lengan di   bawah klien
7)     Biarkan termometer di tempat tersebut
-Termometer air raksa : 5-10 Menit
-Termometer digital : sampai sinyal terdengar
8)     Keluarkan termometer dengan hati-hati
9)     Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah reservoir, kemudian tissue di  bengkok
10) Baca air raksa atau digitnya  
11) Membantu klien merapikan bajunya
12) Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke skala awal
13) Mengembalikan termometer pada tempatnya
14) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
15) Mendokumentasikan hasil tindakan

v MENGUKUR SUHU REKTAL
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di rektal. American Academy of Pediatric merekomendasikan pengukuran suhu rectal untuk anak di bawah usia 3 tahun, karena hal ini memberikan bacaan yang paling akurat dari suhu utama tubuh. Pengukuran suhu rectal akan membaca sekitar 1 derajat lebih tinggi dari suhu oral jika dilakukan pengukuran secar bersamaan.
§  Tujuan
Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu menegakkan diagnosa
§  Persiapan alat
1)     Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai  
2)     Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya
3)     Vaseline/pelumas larut air
4)     Sarung tangan
5)     Tissue
6)     Bengkok
7)     Buku catatan dan alat tulis
§  Prosedur
1)     Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2)     Mendekatkan alat ke samping klien
3)     Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4)     Memasang tirai atau menutup gorden/pintu ruangan
5)     Membuka pakaian bagian bawah
6)     Mengatur posisi klien
-Dewasa      : Sim atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke   arah perut
-Bayi/anak   : Tengkurap/terlentang
7)     Melumasi ujung termometer dengan vaseline sekitar (2,5 - 3,5) cm untuk orang dewasa dan (1,5 - 2,5 ) cm untuk bayi/anak
8)     Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang dewasa). Bila bayi  tengkurap di tempat tidur, renggangkan kedua bokong dengan jari-jari.
9)     Minta klien menarik nafas dalam dan masukkan termometer secara perlahan kedalam anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa dan pada bayi (1,5 - 2,5) cm
10) Pegang termometer ditempatnya selama 2-3 menit (orang dewasa) dan 5 menit (untuk anak-anak)
11) Keluarkan termometer dengan hati-hati
12) Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari atas ke arah reservoir, kemudian buang tissue di bengkok
13) Baca air raksa atau digitnya
14) Melap area anal untuk membersihakan  pelumas atau feaces dan merapikan klien
15) Membersihkan termometer air raksa
16) Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital ke skala awal
17) Mengembalikan termometer pada tempatnya
18) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
19) Mendokumentasikan hasil tindakan


2.     STETOSKOP
            Stetoskop (bahasa Yunani: stethos, dada dan skopeein, memeriksa) adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernapasan, meskipun dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan “vein”.
Stetoskop ditemukan di Perancis pada 1816 oleh René-Théophile-Hyacinthe Laennec. Dia terdiri dari tabung kayu kosong. Konon dia menciptakan stetoskop sehingga ia tidak perlu menaruh telinganya di buah dada wanita Perancis. Tidak jelas apakah Laennec mencoba menghindarinya, atau untuk menghindari rasa malu pasien. Namun begitu, orang mengatakan bahwa “Kebutuhan adalah ibu dari penemuan”.
ü  Praktek sekarang ini
Ada dua jenis stetoskop: akustik dan elektronik. Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian “chestpiece” biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk memperjelas suara; sebuaah diaphgram (disk plastik) atau “bell” (mangkok kosong). Bila diaphgram diletakkan di pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila “bell” diletakkan di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar.
Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport dan Sprague pada awal abad ke-20. Permasalahan dengan akustik stetoskop adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.
Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara tubuh. Sekarang ini, telah ada beberapa perusahaan menawarkan stetoskop elektronik, dan mungkin dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari stetoskop akustik. Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Sebelum stetoskop ditemukan, doktor meletakkan telinganya ke dekat badan pasien dengan harapan untuk mendengarkan sesuatu.
Stetoskop seringkali dianggap sebagai simbol pekerjaan
dokter, karena dokter sering dilihat atau digambarkan dengan sebuah stetoskop yang tergantung di sekitar lehernya. Stetoskop juga digunakan oleh mekanik untuk mengisolasi suara tertentu dari mesin untuk diagnosa.

3.     HANDSCOON
Sarung Tangan (Handscoon) adalah sarung tangan yang digunakan untuk melindungi petugas kesehatan pada saat bekerja. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan :
ü  Sarung tangan steril
ü  Wastafel/air mengalir untuk cuci tangan
ü  Handuk bersih
ü  Sabun
ü  Lepaskan cincin, jam tangan dan gelang
ü   Lakukan cuci tangan
ü  Buka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati menyibakkannya ke samping
ü  Pegang kemasan bagian dalam dan taruh pada permukaan datar yang bersih tepat diatas ketinggian pergelangan tangan.
ü  Buka kemasan, pertahankan sarungtangan pada permukaan dalam pembungkus.
ü  Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri. Setiap sarung tangan mempunyai manset kurang lebih 5 cm (2 inci). Kenakan sarung tangan pada sarung tangan yang lebih dominan.
ü  Dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan non dominan, pegang tepi manset sarung tangan untuk tangan dominan.Sentuh hanya pada permukaan dalam sarung tangan.
ü  Tarik sarung tangan pada tangan yang dominan, lebarkan manset, pastikan bahwa manset tidak menggulung pada tangan, pastikan juga ibu jari dan jari-jari anda pada posisi yang tepat.
ü  Dengan tangan yang telah memakai sarung tangan, masukkan jari di bawah manset sarung tangan kedua.
ü  Tarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan. Jangan biarkan jari-jari dan ibu jari sarung tangan yang dominan menyentuh bagian tangan non dominan yang terbuka. Pertahankan ibu jari sarung tangan non dominan abduksi ke belakang
ü  ka sarung tangan kedua telah terpasang cakupkan kedua tangan, manset biasanya terbuka saat pemasangan.Pastikan untuk menyentuh bagian yang steril







4.     TENSIMETER
v   PENGERTIAN
Alat pengukur tekanan darah atau yang biasa dikenal dengan tensimeter merupakan alat kesehatan basic yang harus dimiliki bukan hanya oleh dokter tapi juga terkadang rumah tangga yang peduli dengan kesehatan pasti selalu menyediakan alat ini di rumah. Bila dulu untuk mengukur tekanan darah menggunakan alat manual, maka saat ini sudah terdapat tensimeter berbentuk digital yang hasilnya lebih akuran dan cara penggunaannya lebih praktis.

v   CARA MENGGUNAKAN TENSIMETER
Cara menggunakan tensimeter dan mengukur tekanan darah adalah sebagai berikut :
1.     Buka tensimeter
2.     Geser jarum ke arah on agar air raksa naik
3.     Raba nadi yang ada di area mediana cubitti
4.     Pasang manset (sesuaikan dengan ukuran orang yang akan diukur tekanan darah nya, ttapi biasanya menggunakan manset ukuran adult/dewasa  
5.     Letak manset kira - kira sekitar 3 cm ditas nadi pada daerah mediana cubitti
6.     Pasang manset dengan pas (jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendor)
7.     Sebelum kita mengukur tekanan darah dengan auskultasi, maka sebaiknya kita lakukan sistolik palpatoar dulu, untuk mencegah adanya auskultasi gap, cara untuk melakukan sistolik palpatoar adalah :
·       Letakkan 3 jari apa nadi di mediana cubitti, rasakan detakannya
·       Pompa sampai nadi tak teraba, sambil mengamati pada angka berapa nadi tidak teraba
·       Setelah itu, lepaskan pemompa, turunkan sampai habis
·       Angka yang ditunjukkan pada saat nadi tak teraba adalah sistolik palpatoir, gunanya adalah untuk membatasi sampai mana kita memompa pasa saat kita melakukan pengukuran dengan auskultas.